Tahun Baru 2009

Sebenarnya sudah ngantuk berat, tetapi aku paksakan menulis dulu selama setengah jam untuk mengenang detik-detik menjelang pergantian tahun baru. Saat jariku bermain-main pada keyboard kali ini, jam menunjukkan pukul 10 malam.

Terdengar bunyi dentuman kembang api yang diluncurkan sekitar kompleks-ku.

Akhirnya….ga kuat, aku tidur aja dulu lah….

Zzzzzzz……………………….zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz…….

Pagi, bangun jam enam. Terlambat subuhan, padahal tadinya udah sempat terbangun jam lima-an, seingatku. Dasar hamba tak tahu diri, malah tidur lagi. Tapi kupaksain saja sholat subuh jam enam, daripada nggak sholat. Tapi udah masuk ke status makruh kali.

Aku ngajak Mom ke pasar, but Mom bilang nggak ada doku untuk ke pasar, Mom maunya beli di warung sebelah saja, seperti biasa. Tapi aku rada ngotot tetap mengajak Mom ke pasar. Mom mau juga akhirnya, dan kita sepakat naek angkot saja, karena sepeda motor Bapak kehalangan sepeda motornya Kendi, padahal si Kendinya masih tidur pula.

Sampai di pasar antri, ku dan Mom berpisah. Ku jalan-jalan sendiri keliling pasar sampai ke Cimahi Mall, balik lagi ke pasar, sambil lari-lari kecil. Hmm…pasar nampak agak sepi, mungkin semalam sebagian tokohnya ikutan maen atau nonton kembang api malam pergantian tahun. Aku minta dibuatkan kolak ama Mom, dengan membeli pisang dan tape singkong yang dijual persis di jembatan masuk ke pasar antri. Tak lupa pulangnnya Mom beli odading langganan yang ada di depan pasar, persis seberang jalan, tempat biasa orang berdiri menunggu angkot.

By the way, terpikir juga di kepalaku, ketika semalam aku terbangun beberapa kali, salah satunya karena suara dentuman kembang api yang beredar di langit Bandung. Agak lama juga kejadiannya, mungkin sampai puluhan menit. Jadi mengganggu tidur, dan berapa ribu orang yang mungkin mengalami hal yang sama sepertiku. Atau balita yang mungkin menangis atau orang-orang yang lagi sakit di rumah sakit, yang tidak bisa nyenyak tidur karena ulah segelintir orang “gaul” yang meniru tingkah orang-orang barat. Kasihan bagi saudara-saudaraku yang sakit tadi, tapi aku lebih kasihan lagi dengan orang-orang “gaul” itu. Dan kuyakin, sebagian diantara mereka mengalami masalah ekonomi, tapi demi kembang api dan memaknai malam pergantian tahun, mereka merelakan uang dan waktunya (plus fisiknya juga) untuk berpesta, yang nggak jelas maksudnya apa. Kenapa mesti harus gembira kalau tahun berganti angka ?

Ah sudahlah, mungkin saja mereka melakukannya karena stress memikirkan keadaaan saat ini, yang masih saja dihantui ketidakpastian. Malah dari koran-koran diberitakan bahwa efek puncak dari krisis keuangan dua bulan ini akan dirasakan di tahun 2009. PHK besar-besaran akan menanti sekian juta pekerja. Mungkin orang”gaul” tadi menggunakan aji mumpung, mumpung masih ada uang (walau sedikit) dan ada waktu, maka pesta dulu, soal nantinya akan sakit ya nanti saja dipikirkan. Hm…pendek sekali berfikirnya.

Semalam sekitar setengah tigaan, aku dikagetkan dengan deringan telpon rumah, yang langsung diangkat Bapak yang terbangun. Mungkin takut ada apa-apa, kabar dari saudara jauh atau kabar penting lainnya, kok sampai telpon larut malam begini. Tapi setelah diangkat, tidak ada jawaban apa-apa, malah terdengar suara sayup-sayup musik mengalun, ya seperti di suasana cafĂ©. Aku juga terbangun dan sempat mendengarkan telpon itu. Sampai dua kali tuh telpon “aneh” berdering. Kesalahan sentral telpon? Tipis kemungkinan, walaupun bisa saja terjadi. Orang iseng? Siapa ? Nah lo, aku jadi mencari di dalam pikiranku beberapa wajah “tersangka” nya. Jangan-jangan “dia”, “dia” atau si “dia”. Yah, semoga Allah melindungiku dan memberi petunjuk kepada mereka, terlepas dari apakah benar “dia” yang melakukannya. Dan aku mohon ampun jika imajinasiku ini menjurus ke fitnah. Astaghfirullah. Ampuni hambamu yang berfikiran sempit ini ya Allah.

Today, hari ketiga di rumah BPI, ku mulai ngerasa suntuk juga. Mungkin karena wife ada nun jauh di sana, di Jakarta, dengan Mom dan Dad-nya. Nggak ada yang mijit-mijit saat mau tidur. Dada kananku kok rada nyeri nih ada apa ya? Ah penyakit kok ada aja. Padahal aku belum tua-tua banget. Ya smoga Allah memberi kesehatan yang baik padaku, agar bisa melanjutkan hidup yang masih memerlukan perjuangan yang luar biasa, karena aku punya kewajiban yang besar, bukan hanya menghidupi keluargaku semata, tapi juga adik-adik dan orang tua, baik dari pihakku dan pihak istri. Pusing aku. Tapi aku serahkan semuanya pada Allah. Yang penting aku harus terus berusaha, dan berdoa tiada henti.

Tinggal empat hari lagi nih aku harus masuk kuliah lagi. Masih ada dua pekerjaan rumah besar yang harus kuselesaikan sebelum masuk. Satu adalah membuat proposal thesis yang nanti harus aku kirimkan ke pak Soni dan pak Rumani, satu lagi menyelesaikan PR pemodelan tugas dari pak AT Hanuranto. Wah, kok rasanya malas banget memulainya, padahal tangan udah ada di atas keyboar laptop.

Hari ini rasanya harus aku gunakan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan kedua PR tersebut. Bismillah.

0 komentar: