Berjumpa dengan Mantan Murid

0 komentar Senin, 29 Desember 2008

Di masjid raya bandung, hari ini ku tanpa sengaja bersua dengan anak-anakku yanng pernah kuajar tahun lalu. Lima orang semuanya, pada cerah semua, maybe karena sudah hampir tiga bulan ini keliling seluruh penjuru Bandung.

stm2

stm1

Saat kutanya, gimana Bandung, wah pada semangat semua beradu cepat. Pokoknya mereka “berjanji” pasti akan kuliah di Bandung, dimanapun diterimanya. Ha..ha..ini bisa jadi akibat dari enaknya Bandung plus ribut-ribut yang selalu terjadi di kalangan mahasiswa di Makassar, yang beritanya selalu saja tentang tawuran, minimal demo.

Oke anakku, semoga apa yang kamu inginkan tercapai, namun tetap dalam ridlo Allah, karena Dia yang paling tahu apa yang terbaik buat kita.

read more “Berjumpa dengan Mantan Murid”

Journey to Masjid Raya

0 komentar

Hari ini ku and wife journey to masjid raya

Dimulai dari naek becak dari rumah sampai pertigaan Dayeuhkolot-Bojongsoang. Sudah jam setengah satu, udah lapar nih perut, akhirnya beli pisang molen di pertigaan itu buat mengganjal perut untuk sementara. Enak juga tuh molen, enak karena lapar kali.

Sengaja memang hari ini kami naek angkot saja, disamping karena lagi malas driving, ku juga pingin tahu jalur angkot kalau menuju kota. Nggak lama juga kok, 40 menit lah, udah sampai depan masjid raya Bandung.

Suasana depan masjid raya (alias alun-alun) ramai banget, maklum pada liburan. Anak-anak berseliweran di depan masjid dan sekitar air mancur.

Kami terus jalan ke pasar baru, melewati kantor pos besar Bandung. Terkenang dulu tahun 90-an ku sering jalan-jalan di tempat ini, dan pernah kirim surat bahkan uang ke Tripod, penyedia website gratisan yang terkenal waktu itu, tapi nggak jelas kelanjutannya gimana.

Kami makan di warung langganan perempatan jalan ABC, depan toko-toko lampu. Biasa lah, ayam goreng dan sambalnya yang khas punya. Sayang, sambel hijaunya habis, dan sayang pula tidak nampak Ibu yang biasa meladeni kami. Istirahat dulu, kata anak muda yang melayani kami, mungkin anaknya si Ibu kali.

Terus setelah menyusuri jalan ABC, kubiarkan wife eksplorasi pasar baru. Kupikir dia nggak mau diganggu tuh, nggak tahu mau beli apa buat keluarganya di Jakarta. Ada plan besok dia mau pulang ke sana, karena hari Rabunya ku dikontrak Mom nganterin ibu-ibu kompleks BPI Cimahi menuju Ujung Berung, tempat nikahan anaknya temen Mom.

Aku tunggu wife di masjid, sambil menunggu sholat Ashar. Wah, ada pengajian di sana. Ratusan ibu-ibu dan bapak-bapak mendengarkan pengajian berbahasa sunda. Aku nggak begiru ngeh dengan ceramah si ustadz, walaupun sedikit-sedikit mafhum lah.

Usai sholat, saat berniat ambil sandal di tempat penitipan, surprise juga bertemu dengan anak-anak didikku dulu di STM SandhyPutra Makassar. Ada lima boys, lagi jalan-jalan, dan saat itu berniat naik menara masjid raya. Sekalian aku ambil foto bersama mereka, yah kapan lagi bisa ketemu. Siapa tahu next time tidak bersua lagi. Senangnya hati ini mereka masih mengingatku.

Lalu kami balik ke pasar Dayeuhkolot, menikmati bubur ayam di seberang masjid As-shofiyah. Lumayan ramai itu warung bubur, laku keras juga. Lumayan enak sih. Sayangnya pas mau beliin kue putu buat Caca, eh full ngantrinya, batal deh, beli roti bakar saja.

Well, rada gerah juga malam ini, ditambah lagi wife salah mulu milih angkot pulangnya, akhirnya naik becak sampai ke rumah. Kasiyan bapak becaknya, dari siang sampai malam baru rit tiga kali katanya. Ku and wife mencoba menawar harga, malah dia bilang terserah saja. Kami paksa menawar agar dapat harga yang pantas, eh si bapak malah keukeuh tidak mau tawar menawar, berapa sajalah katanya.

Masuk rumah langsung mandi, sholat Isya dan akhirnya kutemukan jemariku bermain-main di keyboard kesayanganku. Nyamannya hidup ini. Trimakasih Tuhanku, atas segala kelapangan ini. Alhamdulillah.

read more “Journey to Masjid Raya”

Caca in Action

0 komentar

 

Beginilah jadinya

Jika si calon artis lagi belajar foto model

“Caca manissss, ate antik…., om akep….”, katanya

Kalau dibilang caca jelek, langsung manyun deh tuh mulut

read more “Caca in Action”

Ruang Kelas S2

0 komentar Sabtu, 27 Desember 2008

Gak ada kerjaan nih, kuambil gambar beberap view di dalam kelas S2 ku dan beberap view dari jendelanya yang pastinya nanti akan menjadi kenangan saatku sudah tidak lagi “nyantrik” di sini. Pas ada bazar pula di dekat parkiran gedung C belakang, dekat parkiran mobil. Dengar-dengar sih agar anak-anak mahasiswa belajar berwirausaha, yang nantinya uang yang terkumpul akan mereka analisa dengan teknik tertentu, ada semacam laporan rugi labanya, untuk kemudian akan dilaporkan ke dosen wirausahanya, mungkin sampai harus presentasi segala.

Kami di kelas merasakan juga salah satu makanan dan minumannya, kopi hasil traktirannya Mas Rendro dan Mas Nur, plus jajanan molen pisang traktirannya Mas Hendra.

r6

Sasana Bazar, nampak dari kaca mobil depan

 r2

Jendela kelas S2

 r3

Tampak bawah dari jendela, bangunan yang nampak di situ adalah perpustakaan

 r4 

r5

My sweet classroom

read more “Ruang Kelas S2”

Peresmian Gerakan Menabung Kurban 2009 by Unyil

1 komentar

Ada mainan baru di rumah. Ku dan wife sengaja membelikan si kecil Caca maenan boneka buaya, macan, dan bebek. Sebagian kami belikan di Mutiara Super Kitchen di jalan Sukarno Hatta, sesaat setelah kami lari pagi di lapangan Batununggal.

Awalnya sih takut-takut dengan buaya (yang ini dibeli di pasar Dayeuhkolot), tapi lama-lama berani juga dia. Saat ketakutan itu, lucunya, sambil lari memeluk siapa yang ada di dekatnya. He..he..lumayan kebagian pelukan si kecil. Geli rasanya. Tapi ketagihan juga nih, lucu sih. He..he..

clip_image002

Culunnn….

clip_image004

Ama Andini, sepupu yang selalu mengalah untuknya, ditabokin ya diem aja

Gerakan menabung ini sengaja aku create untuk kurban nanti di tahun 2009, ya biar nggak kerasa lah, menabung tiap bulan 100 ribu. Maka saat bulan kurban nanti, setidaknya sudah ada duit 1 juta. Lumayan kan, nggak usah ambil gaji lagi sejutaan untuk kambing, seperti kejadian yang sudah-sudah, jadi terasa (tapi jelas tidak mengurangi rasa ikhlas di dada).

clip_image006

Siap menabung ya…

clip_image008

Mengajarkan cara menabung dengan baik dan benar sesuai kaidah

clip_image010

Yuppp…mari kita menabung

clip_image012

Belanja di Mutiara Kitchen

clip_image014

Suasana di dalam Mutiara Kitchen

clip_image016

Foto dari dalam ke luar, tuh kelihatan mobil si Jecky kan?

clip_image018

Belanja buuuu?

clip_image020

Asal jepret aja, malu ketahuan ama orang

clip_image022

Mantan TKI nampang di papan nama Mutiara Kitchen, norax ya ?

read more “Peresmian Gerakan Menabung Kurban 2009 by Unyil”

Susana BIP di Akhir Tahun

0 komentar

Today ku dan wife jalan-jalan menuju Mall BIP, sekedar pingin tahu saja seperti apa keramaian di sana menjelang perayaan tahun baru. Berangkat jam setengah duabelas siang, macet di sekitaran buah batu. Ini mulut nggak henti-hentinya ngomel, jadi kelihatan nggak ikhlas nganter wife jalan-jalan.

Ternyata suasana sekitar Mall BIP tidak seramai yang aku duga. Ya malah syukur deh, jadi nggak terasa suntuk melihat orang berjubelan segitu banyaknya.

clip_image002

Gambar. Patung hias kijang untuk perayaan Natal (lokasi : BIP lantai 1)

Setelah makan McD (sudah lama nih nggak ngerasain junk food yang satu ini), ku dan wife menuju BEC, beli tinta infus warna hitam plus cover mobil. Akhirnya, mobilku mendapatkan haknya, untuk berlindung dari panas dan hujan. Kasihan selama lebih enam bulan ini kepanasan dan kehujanan silih berganti dirasakannya (walah!).

clip_image004

Gambar. McD girl

Setelah itu kami sepakat “berpisah”, seperti biasa, aku ke Gramed, wife entah terbang kemana. Dan ku segera saja ke perpustakaan nasionalku itu untuk mencuri informasi, dengan niat awal tidak beli buku, walau kadang-kadang keinginan itu nggak bisa tertahan juga, terutama jika ada buku yang benar-benar bagus atau sangat kubutuhkan.

clip_image006

Gambar. Pagelaran musik ala Flexi

clip_image008

Gambar. Stand Flexi di depan gerbang Mall BIP

Jam lima sore aku dan wife ketemuan lagi untuk pulang. Sejenak kami nonton pagelaran musik yang diadakan Telkom dengan produk Flexi-nya. Gitu dong, menjaga image memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Semoga ada efek positifnya, terasa sampai ke lubuk hati banyak orang di situ.

clip_image010

Gambar. Kosambi, tempat ku dan my best friend Ivone nonton pilem Dracula

clip_image012

Gambar. Kalau ini namanya simpang lima

Ada kejadian menarik saat kami dalam perjalanan pulang, tepatnya di perempatan dekat Bakso Akung, dekat Lingkar Selatan. Kulihat ada topeng monyet ngamen di situ. Lucu juga, sampai membuat aku ngakak, tingkah si monyet yang “nyembah-nyembah” bapak di mobil yang memberi dia uang seribuan. He..he..lumayan, memeriahkan suasana menjelang tahun baru (nggak nyambung nih!).

clip_image014

Gambar. Ini dia Bakso Akung kesukaan Wife

clip_image016

Gambar. Perempatan dekat Bakso Akung, lokasi nonton sirkus monyet

clip_image018

Gambar. Pempek Pak Raden Buah Batu

read more “Susana BIP di Akhir Tahun”

Ssstttt ...ada BCL

0 komentar Minggu, 21 Desember 2008

Ini ada acara Ponds di BIP, ku and wife pas lagi nonton film Jason Statham (Transporter 3).
(Sayang banget film nya nggak seseru yang aku duga).

Eh, ada BCL.
Asli nih orang Malaysia setengah Indonesia emang kece.
Nasib baek juga menyertaimu Bunga.


read more “Ssstttt ...ada BCL”

Cerita Seputaran Kampus

0 komentar
















read more “Cerita Seputaran Kampus”

Hari Mom di Punclut

0 komentar


Hmm, sehari menjelang hari ibu, ku dan keluarga Cimahi jalan-jalan ke Punclut. Mas Ari sampai jauh-jauh datang dari Jakarta datang juga, ya sekalian menemui pujaan hatinya (ziiii). Well, jadilah kita berenam, minus Bapak dan wife yang gak tahu napa (padahal aku tahu Cuma malu mau kasih tahu di blog ini) kok nggak ikutan.


Punclut, tempat yang sempat begitu sering kami kunjungi, untuk melepas kepenatan, stress dan sekalian salah satu tempat pacaran favoritku dulu. He..he..begitulah kalau pinter cari alasan, olahraga, padahal mau cari tempat pacaran. But sejak kami pindah ke Cimahi, akhirnya kami jadi jarang ke tempat ini. Kalau dulu di KPAD Gegerkalong, 15 menit saja sudah sampai tuh ke Punclut. Tinggal ke Setiabudi, belok kiri masuk ke Gadog, lalu terus aja menuju Ciumbeuleuit.

Kalau datang ke tempat ini, sering kita selalu nyeletuk ini tempat asalnya Dian. Yup, Dian emang lahir di rumah sakit angkatan udara ini, 25 Maret 1995. Waktu itu Mayek dan Bapak yang menunggui Mom. UFO menurunkan Dian di sini rupanya, he..he..


Masih ramai seperti dulu. Kanan kiri sepanjang jalan banyak orang jualan, beraneka macam, dari mulai CD musik dan film, bunga, makanan tradisional, bahan dapur, buah-buahan, dan lain-lain. Aroma sunda banget dah, karena terdengar dengan jelas musik sunda yang keluar dari player CD ataupun dari bau makanan ala sunda yang berjejer di sepanjang jalan.


Mom kelihatan senang sekali kami ajak berkunjung ke tempat ini lagi, setelah sekian bulan nggak pernah ke sini. Ya, maybe hadiah kehadiran kami inilah hadiah yang bisa kami berikan ke Mom atas all jasanya pada kami. Yang pasti nggak sebanding lah, jauh banget, nggak ada seujung kuku. But, setidaknya kami hadir untuk Mom, manusia yang termulia di hatiku setelah Nabi dan rasul-rasulku.

Akhirnya sampai juga kami ke warung tempat kami biasa makan. Rada kaget juga, karena kondisinya sepi banget, nggak seperti biasanya yang full asap, full orang, full sandal dan sepatu yang bergeletakan gak keruan di depan warung itu. Ku dan Mayek mendekat, and semakin kaget lagi karena ku melihat banyak lalat hijau besar-besar mengerumuni makanan. Yah, kumaha sih kok jadi gini. Jangan-jangan warung lain juga gitu nih, karena musim lalat tiba. Ini lalat sampai juga ke atas gunung ya.

Lalu kami turun, mencari warung yang lain, yang lebih “bersih”, dapat sih, tapi emang rada kurang banyak jenis makanannya. Karena udah lapar, ya udah masuk aja ke warung itu, apalagi ku melihat sudah banyak juga orang pada nongkrong di sana.

Sepeti biasa, ada nasi merah di sana, ada sayur pepaya, sayur daun singkong, ikan asin, ikan mas dan tentu saja sambal. Mantap bos. But, kok terasa ada yang kurang ya, entah apa, kok gak senikmat dulu. Apa karena wife nggak ikut ya?

But, Mom…met hari Ibu ya. Aku nggak akan pernah bisa kasih apa-apa buat Mom. Maybe hanya hadirku saja yang bisa kutawarkan ke Mom untuk membuat Mom senang. Aku tahu ada banyak harapan Mom yang gak bisa dipenuhi anak-anaknya, termasuk aku. But, khusus aku, ya segini aja maksimal yang kuberi buat Mom, tidak bisa kasih lainnya. Rumah aku belum punya, anak juga. Memang bukan untuk Mom, tapi kalau kedua benda ini aku punya, pasti Mom lebih tenang. Aku minta doamu Mom.

Dan aku juga akan selalu doakan Mom agar bahagia dunia akhirat. Allah berilah rahmat dan rejeki pada Mom-ku. Amin.


read more “Hari Mom di Punclut”