Jalan Bareng ke Malino

Minggu, 24 Desember 2006

Ku lupa tepatnya tanggal berapa acara jalan bareng in Malino ini berlangsung, maybe kira-kira di akhir tahun 2006, nggak lama setelah ku and wife pindah ke Makassar.


Jalan bareng ini diikuti oleh hampir semua personel kantor, dari Manajer sampai mas yang bantuin beberes di kantor. Pas banget, ku juga penasaran (waktu itu) ingin melihat kayak apa sih bentuk Malino itu, kok dari namanya beken amat.


Yap, kami berangkat barengan, sebagian naik mobil kantor, sebagian pakai mobilnya sendiri-sendiri.

Acaranya bergulir biasa saja sih, dari mulai perkenalan, ada acara diskusi bareng (sesuai visi misinya pak Manajer) sampai ke acara jalan-jalan ke pasar, air terjun dan acara nyanyi bareng. Ku dan lupa nama-nama tempatnya, ya pokoknya masih nggak jauh dari Malino. Lumayan, nambah pengalaman and wawasan. Dan Alhamdulillah, semua selamat sampai tujuan.

Ini ada foto2nya Mas Jamal sekeluarga, Mas Rahmat, Pak Aris sekeluarga, Ina dan banyak lagi lainnya.













read more “Jalan Bareng ke Malino”

Tiba di Makassar

Sabtu, 09 Desember 2006

Tiba di Makassar, kami menginap di mess perusahaan saya. Bayar sih, dan agak mahal juga kalau dilihat dari ukuran saya, Rp 150.000 per kepala per malamnya. Wah, kirain per kamar, ternyata dihitungnya per kepala cink!

And then saya dikenalkan oleh petugas hotel ke seorang pensiunan perusahaan saya. Namanya pak siapa ya, lupa nih. Dia menawarkan rumahnya untuk disewa. Ya, akhirnya saya sewa saja perbulan. Tapi banyak komplain saya kepadanya, terutama air yang kurang deras ngocornya, padahal kami biasa mandi dengan air yang melimpah.

Ya akhirnya kami hanya bertahan sampai dua bulan saja, untuk selanjutnya kami pindah ke tempat yang baru yaitu di BPH, di sekitar jalan Alaudin. Lumayan juga, charge-nya Rp 7 juta setahun. Herannya, si empunya rumah juga agak sulit diajak kerjasama, but apa boleh buat lah, namanya juga ngontrak. Tapi kok sulit banget ya dapat empu rumah yang baik hati.

Yah, yang penting my wife nggak manyun aja lah.


read more “Tiba di Makassar”

Going to Makassar

0 komentar Kamis, 07 Desember 2006

Ini cerita tentang sata-saat kami akan berangkat untuk kedua kalinya ke Makassar, menjelang penghujung tahun. Hm, banyak yang harus kami kerjakan di rumah kontrakan di Gutri. But, semuanya akhirnya saya serahkan ke Mom Duren Sawit saja. Ya gitu deh kalau mau enaknya sendiri. Jadi malu nih. But Mom yang nawarin kok. He..he..



Menjelang keberangkatan, saya ditemani Mas Agus dan Iis, kedua teman baik kami, sampai diantar ke bandara segala. Semoga Allah membalas kebaikanmu semua , guys..
Kami berangkat naek Adam Air, nggak lama sebelum ada kejadian jatuh di tahun 2007.
Kenangan terakhir kami bersama Adam Air tuh, karena setelah itu kami punya favorit baru yaitu Lion Air.










read more “Going to Makassar”

Kenangan Gunung Putri

Minggu, 03 Desember 2006

Ada untungnya saya sempatkan ambil gambar-gambar jaman masih di Gutri, menjelang kepindahan kami ke Makassar. Saya sempatkan mampir ke warung Mang Udin, yang menjual soto ayam, lumayan enak kalau ukuran daerah sekitar Gutri, dan nggak terlalu mahal juga.

Rumah kami yang kontrakan itu memang tidak terlalu besar (ya segitu juta masa mau dapat rumah segitu besar, he..he..) tapi halamannya agak luas, jadi terkesan lega banget. Sekitarnya masih ada lahan yang belum digarap oleh pengembang, sehingga saya dan wife sering berolah raga di sana, terutama kalau pagi hari, sambil sekalian makan nasi uduk. Wah, jadi mengenang si Bapak nasi uduk nih, gimana kabarmu Pak? Semoga baik saja dan selalu dapat rahmat dari Nya. Amin.

Kami tidak lama tinggal di sini, baru sekitar 15 bulan lah. Baru saja saya memperbarui kontrak (alias bayar lagi) ke yang punya rumah. But, karena disuruh cepat minggat dari kantor lama ya udah harus segera pergi.

Mengenang rumah ini, ada beberap hal terlintas di pikiranku. Dari mulai masalah air yang nggak ngocor saat musim kemarau (si empunya rumah cuek aja), berbuka puasa dan sahur di tempat Mbak Jawa (wah lupa namanya), dan tentu saja nggak lupa dengan si kecil Brian yang punya Mbah sangat ramah, yang kebetulan bertempat tinggal persis depan rumah kontrakan kami.

Well, ada sayangnya nih. Saya nggak aktif pada masjid komplek ini. Saya juga nggak sempat mengakrabkan diri lebih dekat lagi dengan si Arif kecil, mantan tetangga dulu saat kost di Pak Haji. Saya juga nggak sempat akrab dengan tetangga-tetangga sebelah lainnya, kecuali sedikit kenal dengan pak Boni (ketua RT) dan Mbahnya si Brian.

Ada satpam di situ yang saya kenal lumayan baik (wah lupa lagi namanya). Dia pernah mengantarkan saya mencari cari tanah dan rumah di sekitar komplek kami, sampai jauh masuk ke kampung-kampung nun jauh di sana. Wah, lumayan juga untuk menambah wawasan spatial saya di sana. Nggak nyangka kalau Gutri masih luas banget wilayahnya.

Tapi di sini juga my wife pernah sakit cacar, dan saya pernah sakit disentri sampai diopname seminggu. Dan saya kok jadi sering sakit di sini. Nggak tahu kenapa. Tapi Allah masih sayang dengan kami semua. Mungkin itu semua akibat ulah saya yang nggak takut dosa. Semoga Allah mengampuni saya. Amin.





read more “Kenangan Gunung Putri”