Bantu Kendi pindahan dari Kopo

0 komentar Kamis, 30 Oktober 2008

Hari ini rada suntuk dengan rencana pindahnya adikku si Kendi dari kamar kontrakannya di Kopo menuju rumah Cimahi lagi, padahal baru sebulan ini anak mencoba belajar hidup sendiri (walaupun tiap minggu datang juga ke Cimahi sambil kasih oleh2 pakaian yang nggak dicuci seminggu, persis dulu saat aku baru kerja di Cibinong).

Hujan deras sekali, saat mobilku full ama barang-barang si Kendi. Wife menunggu di sekitaran Mall Kopo. Sekalian aku mampir ke Jogja (??) untuk sholat ashar, yang sudah hampir usai. Agak basah kuyup, takut sakit, but Alhamdulillah Tuhan memberi kekuatan badan sehingga besoknya ternyata tidak ada rasa demam atau sakit lainnya.

Kembali ke persoalan Kendi, ini sebenarnya mengecewakan Dad. Kita ada niat biar dia mau belajar mandiri. Tapi apa boleh buat, karena alasan finansial (dia mau bisa nabung, katanya) maka akhirnya kita turutin saja maunya apa, padahal untuk itu dia kembali harus bolak-balik Cimahi-Kopo setiap hari.









read more “Bantu Kendi pindahan dari Kopo”

Ketemu Ulfa - Suci - dkk

0 komentar Selasa, 28 Oktober 2008

Hari ini aku bahagia nih, ketemu ama anak-anakku, para mantan muridku dulu waktu mereka masih kelas dua SMK Sandhy Putra Makassar. Ada Ulfa, Suci, dan laennya (gak hafal nih), semua ada delapan. Mereka sedang PSG di Kantor Telkom yang lokasinya gak jauh dari kampus IT Telkom.

Di sana sempat ngobrol dengan pak Heri, salah satu dari dua temen Telkom yang ditugaskan menunggui ini kantor (selain Pak Gangsar). Rupanya Pak Heri ini lama di Bali, punya adik yang kuliah di Unsud dan katanya sih punya temen baek di Divre 07.

Wah, rupanya ku bener-benar kangen ama mereka berdelapan ini, yang lainnya masih PSG di kantor Supratman dan satu lagi di Lembong kalau nggak salah. Sebulan sekali mereka akan roling. Si kecil Helda katanya giliran bulan depan.

Hm, jadi ustad deh, banyak kasih nasehat, dari mulai ngajarin tentang kehidupan kampus, tips memilih kampus, sampai ke urusan kesehatan. Udah dua korban katanya, diare. Maklum lah, udara lagi nggak enak, hujan pula. Pas mereka kesini, musimnya lagi pancaroba. Siang hawanya panas banget, sore dikit dah hujan.

Aku janjikan mereka akan kasih file untuk PTA, dari senior-senior mereka dulu, mulai Suryanti, Ifa, Nanda, de-el-el. Biar mereka jadikan itu referensi bagi mereka. Kasiihan juga, bulan Februari katanya harus sudah mulai siap-siap UAN.

Tapi ini kayaknya bakal jadi minggu awal musim hujan. Wah, kebagian juga di Bandung bermusim hujan ria. Kasihan bini nih, ngurusin baju yang susah kering nantinya. Eitsss, sepatu futsalku juga belum kering katanya. Padahal besok Rabu jadwalnya futsal.

Pulang, aku kehujanan. Ya gapapa lah, yang penting senank, bisa ketemu mereka semua.

read more “Ketemu Ulfa - Suci - dkk”

Hey Edo....

0 komentar

Hari ini, pagi tadi, saat ku mau go campus, the three musketer komplek Sekar Parahyangan yaitu si Fandi, Michael and Edo (sering kuteriakkan “Hey Edo’, how a u Edo”), pada kumpul di depan rumah. As usual, si Fandi begitu melihatku langsung salim, cium tangan ala anak pesantren ke gurunya, he..he..Si Michael pun ikut-ikutan.

Ini dia foto-foto ala mereka bertiga. Gayanya tuh loh, three musketerrrrr….ha…ha…ha…

Hey Edo....









read more “Hey Edo....”

Kedatangan atlit loncat kasur

0 komentar Senin, 27 Oktober 2008

Walah, kedatangan tuan putri dua “setengah orang” nih, Adel and Chacha. Rumah lagi dicat, karena ada keretakan akibat dipukul-pukul ama tukang sebelah yang lagi buat rumah baru.


Nah, kok jadi ada kesenangan baru nih, maen di kasur, loncat-loncat deh ke kasur. 













read more “Kedatangan atlit loncat kasur”

Kemilau Nusantara Part 2

0 komentar Minggu, 26 Oktober 2008

Ini foto-foto lainnya dari acara ini, sayang kalau dibuang, jadi kublog-kan aja ke sini.










read more “Kemilau Nusantara Part 2”

Kemilau Nusantara Part 1

0 komentar

Hari ini full acaraku, ke gazibu with my lovely wife, dan sesuai plan kami di sana nonton pameran Kemilau Nusantara 2008, yang katanya sudah lima kali ini digelar, dan merupakan salah satu dari empat acara sejenis yang sifatnya nasional, selain Kemilau Sulawesi yang di Manado, Borneo apa gitu yang di Denpasar (biar turis asing disana mau mampir juga ke Kalimantan), ama satu lagi lupa tuh.


Cukup banyak stand di sana, maybe ada 25-an. Tapi Kalsel kok stan-nya tutup ya, mungkin kaena ini hari ketiga (kalau nggak salah) dan hari penutupan. Stan Sumsel juga gak ada. Stan-nya nggak ada yang terlalu menonjol, yang rada oke paling ya Kabupaten Karawang dengan aneka kerajinannya and Cirebon yang menampilkan peragaan bapak tua sedang bikin topeng Cirebon. Antik juga. Lainnya sih Cuma jualan kain, batik ala masing-masing daerah, yang punya pantai paling ya ngeluarin kerajinan kerangnya.






 

Ternyata baru tahu juga aku kalau Jawa Barat punya JCC (Jabar Craft Centre) yang di jalan juanda nomor 19, pusatnya kriya unggulan se jawa barat. JCC ini ada di bawah Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah). Baguslah, tapi harus kerja keras 3 kali lipat lagi tuh, jangan sampai jaipong diaku ama Malaysia, negeri serumpun yang kelakuannya aneh itu. 


Lumayan, akhirnya dapat segepok kertas, berisi potensi wisata Bandung, Aceh Utara, Sukabumi, dll. Lumayan buat nambah isi otak, dan siapa tahu nanti ada plan ke salah satu tempat itu.

Aku juga dapat alamat nih, maybe bisa aku surfing, misalnya pesisirselatan.go.id, ciatersparesort.com, westjava-indonesia.com. dekranasjabar.com, dan sundanetwork.com (yang terakhir disebut ini travel agent kayaknya, yang menyelinap ke salah satu stan nawarin paket jalan-jalannya, sampai ke Eropa dan Umroh-nya).


Eh ternyata selain melihat-lihat kerajinan dan kebolehan stand-stand kabupaten dan provinsi, kami berkesempatan juga (nah ini nggak disengaja) melihat parade para penari beberapa propinsi dan Kabupaten. Sempat kami lihat rombongan keseniannya kabupaten Serang, Jakarta, Kalbar, Kaltim, Babel, Karawang, Jatim. Lainnya nggak sempat lihat, tapi katanya emang nggak semua provinsi datang (atau nggak diundang).

Sayang banget, Kalimantan Selatan nggak nongol, juga Sumbar, padahal udah ditunggu-tunggu ama my wife.


Well, kesannya sih oke juga. Terutama yang paling oke, kalau menurutku adalah rombongannya Kalbar, tarian ala Dayak. Keren abis, dan penarinya terlihat serius, baik dalam penggarapan maupun penjiwaannya. Sabetan-sabetan mandau dan suara-suara teriakan kayak suku Indian Apache gitu lah. And, ada satu penarinya yang cuwantik, kelihatan paling kemilau, menurutku sih. Istriku juga mengiyakan kok. He..he..


Dan ini nih yang gak kalah keren, warok plus gemblak ala Reog Ponorogo, yang jelas mewakili Jatim. “Curang” banget, kalau reog keluar gini, pasti aja semua “nyingkir”, nggak akan ada yang melawan. Tarian Aceh sekalipun nggak bakal melawan. Jadi makin benci aku ama Malaysia, kesenian hebat gini mau diaku milik dia, sorry lah ya. Kalau mau pamer kelicikan ya jangan keterlaluan lah.


Sampai rumah, langsung surfing. Website yang lumayan bagus adalah http://www.tourismwestjava.com, juga http://www.westjava-indonesia.com

Kalau http://disperindag-jabar.go.id/ kurang bagus penampakannya, but updatingnya lumayan oke lah.


Banyak gambar tapi gak diupdate tuh kontent-nya. Dasar Indonesi juga nih, setup oke, pemeliharaan dan updatingnya payah.


Wah, bangganya aku, jiwa ini memang masih terasa Jatim-nya, walau nafsu ingin tetap di Bandung. Jadi inget kalau awak ini lama di Jember. Oh Jember, sudah lama beta tak menjengukmu. 


Banyak orang dibuat kagum ama tarian ala reog, anak-anak kecil yang jadi penari berhidung panjang merah (kulupa penari ini disebut apa) berjumpalitan ala sirkus gitu. Sedangkan gemblaknya ya nari biasa aja, goyang sana goyang sini pakai kuda lumping, padahal dulu ini kan harusnya cowok (yang biasa jadi pacarnya warok).
read more “Kemilau Nusantara Part 1”

Kangen ama Kupat Tahu Batununggal

0 komentar Jumat, 24 Oktober 2008


Pagi ini ku dan istri ke Batununggal, sekedar jogging bentar, terus makan kupat tahu petisnya. Mak nyossss…

Padahal udah sering juga kami kesini, cuma ya kok seminggu aja nggak maem ini makanan, kok serasa ada yang kurang gitu. Lagian jaraknya juga gak jauh2 amat dari rumahku, maybe in 15 minutes lah.

Ada teman bilang punya impian beli rumah di Batununggal ini. Ya nggak salah juga sih, emang bagus kok. Thanks to developernya juga sehingga ku yang orang kecil ini bisa menikmati lapangan di dalamnya. Nggak tahu nanti-nanti kalau ada kebijakan ini lapangan akan dibuat bangunan lagi.


(masjidnya juga oke, mudah-mudahan semakmur rumah-rumah di sebelahnya)

Sempat juga keliling-keliling seputar perumahan elit ini. Emang mantap, ada sekolah elit, dari SD sampai SMA, fasilitas olah raganya keren juga (walau hanya sempat menikmati senam pagi di depannya bulan-bulan lalu), dan sampai saat ini kulihat di sebelahnya ada dibangun bangunan besar, entah mau dibuat apa lagi.

read more “Kangen ama Kupat Tahu Batununggal”

Iseng-iseng Maen ke Pasar Dayeuhkolot

0 komentar
Tidak tahu kenapa hari ini badan saya agak terasa loyo. Mungkin capek kemarin-kemarin lembur menyelesaikan pe-er tugas dari Bu Ida, salah satu dosen saya, masih terasa efeknya, padahal sampai jam setengah satu malam, nggak sampai subuh. Saya memang tipikal orang yang nggak bisa begadang, memenuhi anjuran Rhoma Irama deh, jangan begadang kalau tiada artinya, he..he..

Setelah pulang kuliah, sekitar waktu ashar, saya siap-siap lagi untuk nemenin istri, seperti janji saya kemarin, untuk beli sepatu ke pasar dayeuhkolot. Sebenarnya sih dia yang nemenin saya, karena saya yang lebih berkepentingan. Waduh, padahal lagi malas berat nih, tapi apa boleh buat, besok kan ada jadwal futsal ama temen-temen kampus, saya sudah harus dapat sepatu futsal malam ini juga, karena sepatu futsal saya ketinggalan di Cimahi.

Akhirnya kami berdua menuju pasar Dayeuhkolot, yang seperti biasanya, padat merayap. Full sepeda motor. Suaranya bising, ditambah dengan suara dari speakernya jongko penjual CD-CD, yang masih saja setia memperdengarkan lagunya Ungu yang versi religi itu dan dari ST12, kalau nggak salah judulnya Carli – cari pacar lagi. Ini dua lagu emang bulan terakhir ini sedang nge-hit, palagi lagu religinya Ungu tuh, yang selalu membuat saya teringat pas puasa Romadlon kemarin. Wah, jadi kangen ama Romadlon, dan sekalian teringat perjalanan menuju Jogja pas lebaran kemarin.

Nampak megah terlihat masjid as-shofiah dari jarak sekitar 30 meteran, di sebarang jalan dari masjid, tepatnya di depan warung orang jualan batagor dan di sebelahnya ada yang jualan bubur ayam, yang kelihatannya rame banget (kapan-kapan perlu dicoba nih!). Wah sayang saya nggak bawa kamera untuk mengabadikan sikon di sana, plus si mesjid tentunya.

Maghrib saya dan istri sholat di masjid tersebut. Ini kali kedua saya berkesempatan sholat di sana, sedangkan bagi istri saya ini adalah kesempatan pertamanya. Ada kejadian agak lucu juga, saat istri ngejar-ngejar ibu-ibu yang juga kebetulan baru selesai sholat di situ. Si Ibu itu rupanya gak sadar kalau salah satu sandalnya salah, yang terambil malah sandal istri saya. Padahal sudah jalan bebarapa meter, tapi kok nggak merasa nggak enak ya? Atau mungkin dia lagi sibuk ama anak dan kedua temannya.

Dan akhirnya saya dapat sepatu futsal baru, ya lumayan murah juga, Rp 125 ribu. Padahal sepatu yang kemarin harganya jauh lebih murah, Cuma Rp 60 ribu, belinya di Pasar Kembang Dalem Kaum, sekitar 5 bulan lalu. Tapi ya itu, baru dipakai 3 kali aja sudah pada sowak alias rusak, yang akhirnya saya sol-kan, dijahit keliling. Saya sih cuek saja ama temen-temen yang pada punya sepatu yang lumayan bagus untuk maen futsal di Bikasoga Buah Batu.
Sepulang dari pasar, kami sempat mampir ke ATM Bank Mandiri Bojongsoang, bank-nya istri, yang baru saja didirikan di situ, sekitar satu bulan lalu. Lumayan nih ada Bank Mandiri dekat-dekat sini, karena akhirnya kami bisa bayar tagihan listrik, tagihan telpon dan tagihan speedy via ATM, nggak perlu lagi pakai sistem “manual”, harus mendatangi loketnya langsung, seperti yang bulan-bulan kemarin kami lakukan. Ya memang sih, waktu ke kantor Telkom untuk bayar telpon dan speedy misalnya, saya sekalian cari-cari makan yang aneh-aneh alias berwisata kuliner, disamping juga nungguin istri belanja di pasar Gordon.

Perhatian saya tertuju ke kain reklame yang dipasang di depan suatu bangunan semacam ruko, persis di sebarang warung penjual pecel lele langganan kami bersama. DI situ ada penawaran Qiblat Compas, karyanya Dino Product. Ada saja ya produk-produk unik saat ini. Alhamdulillah, yang begini ini penting dan berguna buat umat Islam. Saya ngebayang, ada nggak yang survey berapa masjid di Indonesia ini yang arah kiblatnya kurang sempurna.

Sampai di rumah, saya harus bergegas siap-siap lagi sholat Isa di masjid PERSIS GBA-1, nggak terlalu jauh dari rumah kontrak yg aku tempati saat ini. Kata salah seorang bapak jamaah kemarin di masjid, akan ada pengajian rutin tiap malam Kamis. Dan Alhamdulillah, saya berkesempatan untuk menghadirinya. 

Topik pengajian adalah tentang dalam kasus wudlu, dan bagaimana suatu hadits (masiih terkait wudlu) memperkuat penjelasan dari Quran dari surat Al Maidah ayat 6.

Saya sempat nanya-nanya pada ustadz yang memimpin pengajian tersebut (cuma 6 orang saja di sana. Misalnya kenapa kok dalam surat Almaidah 6 (yg sedang dijadikan topik pengajian) Allah tidak memerintahkan kita untuk wajib membasuh telinga? Padahal telinga kan lebih sering keluar kotoran daripada kepala misalnya. Yah, agak kecewa juga, karena dijawab denngan perbandingan itu mirip dengan menanyakan kenapa sholat subuh harus dua rokaat, nggak empat rokaat. Yah, sudahlah, salah saya kali ya, nanya yang begituan pada forum itu, bukan bermaksud untuk mengatakan nggak level, tapi mungkin ini masalah pada ustadz-nya yang mungkin tidak fokus ke pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

But, saya hepi kok, nggak tahu kenapa kok hati ini kalau udah pulang dari masjid terasa dingin. Duh ya Allah, jangan hilangkan perasaan seperti ini setiap kali pulang dari "rumah-Mu" selamanya sampai aku mati nanti. Amin.

read more “Iseng-iseng Maen ke Pasar Dayeuhkolot”

My Little Friends

0 komentar Selasa, 21 Oktober 2008
Ini dia teman-teman kecilku. He..he..pada lucu-lucu, kyuuuuutttt. 


Ada si Michael, anaknya pak Joko teman satu perusahaanku. Ibunya orang Manado, bapaknya orang Kediri. Aku sering teriak-teriak “Hay Michael, what are you doing now?”. Geli sendiri, dianya gak ngerti juga apa yang diomongin om-nya.


Ada si Adel dan..tentu saja si bawel Chacha. Adel ini sepupuan ama di Chacha. Suara merekalah yang sehari-hari membunuh kesepian aku dan istriku. Nangis terus everyday, but kalau nggak ada mereka sehari aja, serasa sepiiiii...banget. 

Lihat foto-foto mereka, lucu ya. 


Oya, sehari-hari meraka memanggilku dengans sebutan Om. He..he..jadi ingat tiap kali aku berangkat, udah kayak selebritis, dikerubungi mereka. Michael udah kayak tukang parkir aja, teruss…terusss..katanya. Asli anak kecil !


Wah, ini belum termasuk si Edo, temen kecilku nan gendut. Senang kalau denger dia cerita, ngalor ngidul tapi sudah jelas banget bahasanya. Beda ama si Michael yang rada-rada susah nangkap maksud omongannya, karena masih belum seberapa jelas. Ini dua boys senanknya muter-muter halaman depan rumah, dengan sepeda roda empatnya. Jadi ingat waktu Edo sok ngebanggain dia udah bisa naek sepeda roda dua, padahal jelas-jelas dia belum bisa. Ha ha..


Juga ada si A’a, yang rada bandel tapi anehnya tiap kali lihat aku langsung cium tangan. He..he..si A’a ini aduh ampun, kucing pernah ditarik tarik ekornya. Walau akau sudah teriak-teriak marah, tapi dianya tetap saja santai terus nyiksa itu kucing. Dasar anak-anak.

Belum sempat nih ngambil fotonya Edo ama Chici (kakaknya). Sometimes akan kuambil dan kuabadikan pada blog ini.


My friends, keep smile for me everydaya. You’re always ini my heart. Hurayyy…Ayo maen lagi!

read more “My Little Friends”

Gazibu on the sport

0 komentar Minggu, 19 Oktober 2008

Wow, pagi hari yang cerah, seperti kemilau keinginanku bergegas menuju Gazibu bersama my wife tuk olah raga. Naek sepeda motor, lengkap dengan membawa raket badminton plus shuttle kock-nya. Jam enam pagi itu, dimana matahari sudah agak tinggi juga, kami segera bablassss.

Aku parkir di tempat langganan, orangnya ramah-ramah sih, walaupun itu berarti aku harus memutar motorku via Juanda belok kanan ke jalan di samping rumah sakit Boromeus, terus menuju Unpad, lalu muter balik, melewati gedung Pasca Sarjana-nya Unpad, lalu belok kiri. Sampai deh, di ujung jalan situ ada tempat parkir, di halamannya salah satu gedung milik Unpad, lupa aku nama gedungnya. Itu gedung di belakangnya ada masjid. Gak kelihatan sih dari luar, tapi dulu sempat aku lihat-lihat di belakangnya.

Akhirnya,….jadi juga maen bultang di depan Telkom Japati. Di salah satu taman yang dikelilingi pagar besi. Sekalian joging and jalan-jalan di atas batu-batu refleksi, yang biasanya sakitnya minta ampun diinjaknya kalau kita lagi nggak enak badan. 

Usai main bultang, aku sempatkan istirahat dulu, duduk-duduk di tepi bunga-bunga. Wah, mantappppp…Kok malah kebayang-bayang kalau nanti udah nggak di Bandung lagi, di sekitar bulan Juli, dimana mungkin aku harus back to Makassar lagi. Wah, keindahan gedung sate, yang saat ini sedang aku nikmati dari kejauhan, bisa jarang kulihat lagi deh, kecuali kalau aku lagi pulang ke Mom atau lagi tugas ke Bandung. Ah, itu kan masih delapan bulan lagi, aku nikmatin saja sepuasnya dulu nih kota kesayangan.

Seperti biasa, kalau ke Gazibu, pasti aku sempatkan menikmati kupat tahu langganan, namanya Kupat tahu Sarasa, biasa mangkal di depan Gedung Kejaksaan, ya di sebelah gedung Telkom. Seperti biasa pula, antri, walau Alhamdulillah saat ini nggak terlalu ramai-ramai banget sih. Hm, ini kupat emang nikmatnya ruarrr biazzzaa, sebanding dengan enaknya kupat tahu langganan kami di lapangan Batununggal. Cuma kalau di sana ada variasi kupat tahu rasa petisnya. Dan ada satu lagi kupat tahu kesayanganku, yaitu kupat tahu di pasar Gegerkalong, tempat biasa Mom belanja sayuran tiap harinya waktu kami sempat tinggal hampir sepuluh tahun dulu di KPAD. Sudah lama juga nih aku nggak berkunjung ke sana. Terakhir waktu sebelum puasa kemarin kayaknya.

Asyiknya di tempat kupat tahu ini aku bisa nambah krupuknya sesukaku, wah..pucuk dicinta krupuk tiba, penjualnya gak tahu aja kalau kami berdua raja dan rau krupuk. Nambah terus deh tuh krupuk, ya mungkin pakai subsidi silang kali, yang bayar semua pembeli, tapi yang ngabisin yanng doyan krupuk aja. He..he..

Enaknya lagi, sembari makan kupat, kita bisa mendengarkan musik-musik lawas dari kaset-kaset tape lawas yang dijual persis di samping kupat tahu itu. Unik banget, masih saja ada yang jual kaset-kaset itu, dan anehnya masih ada saja yang beli. Sebagian kasetnya adalah tembang sunda. Pemandangan yang gak bisa tiap hari dilihat, si bapak tua yang masih setia dengan jualannya, maybe udah puluhan tahun kali ya.

Setelah itu kami berdua “pisah” dulu, sesuai dengan minat masing-masing, seperti yang biasa juga kami lakukan kalau lagi ke Mall, yang satu ke toko buku, satunya lihat-lihat baju dan perlengkapan rumah tangga. Kali ini kurang lebih sama, aku ke lapak jualan buku-buku tepat di depan gedung Telkom, tepatnya dekat pos penjagaannya. Di situ ada orang jualan buku, pakai mobil tua. Ini orang pinter banget kalau ngomong, jadi susah merayunya agar harga bisa turun. Dulu sempat aku beli buku Marketing di situ. Tapi ya biasanya lebih murah dibandingkan kalau belinya di toko, sebagiannya juga buku “bajakan” tuh kayaknya. 

Terus aku nuju arah parkir motor, wah..nggak jauh dari situ ada orang jual buku-buku juga. Mantap juga, meski panas-panas, lumayan untuk nambah-nambah pengetahuan lagi. Ada buku-buku tua di situ, bahkan ada yang masih pakai ejaan lama. Yang menarik juga tadi ada buku Komposisi karangannya siapa Keraf gitu. Itu aku ingat betul adalah buku peganganku dulu untuk pelajaran Bahasa Indonesia di SMP 4 Jember. Wah, ada terlintas kenangan kecil di kepalaku.

read more “Gazibu on the sport”

Chikita from BSD

0 komentar Minggu, 12 Oktober 2008
Dua hari ini, saya kedatangan tamu “kecil tapi besar”, keponakan istri nih, yang rumahnya di BSD Tangerang. Rupanya masih libur dia, Senin baru masuk. Ini anak seumuran ama Dian, udah kelas 3 pula, sekolahnya di pesantren di daerah Bogor (saya lupa namanya nih). Itu pesantren punyanya Pak Sukamdani Gito Sarjono, kalau nggak salah. Pakai sistem asrama gitu, jadi subuh sudah harus jamaah sama-sama. Keren, tapi apa nggak bosan ya.


Dua hari dia di rumah kami di Bojongsoang, seharinya saya ajak maen dan nginep di Cimahi, biar ketemu ama Dian, karena mereka sudah hampir empat tahun nggak perbah jumpa. 
Saya sih nggak sempat bawa kemana-mana, Cuma ya istri sudah bawa dia keliling-keliling lah. Ya sekedar syarat saja, nggak enak juga kalau udah capek-capek ke Bandung nggak kemana-mana.


Oke Cik (begitu saya biasa memanggilnya), teruslah belajar dan jadilah santri (wati) nan baek hati. Tapi kok bangun paginya masih susah ya ?




read more “Chikita from BSD”