Onyon ke Cimahi
0 komentar Jumat, 30 Januari 2009Dad nelpon aku untuk segera bawa wife ke Cimahi untuk keperluan foto KTP baru. Untuk mengurus kartu keluarga, wife memang harus buat KTP yang lokasinya sama dengan data lokasi yang ada di KTP-ku.
Sekalian, aku bawa saja si Onyon, Adel dan Mak Itah (Ibunya Adel nggak mau ikut tuh, as usual lah). Sampai di Cimahi Mom and Dad menyambut kami, dan lumayan ada hiburan segar dari Onyon cs. Maen ayunan, boneka dan maenan2 kecilnya si Dian dulu. They look happy.
Berpusing-pusing by Matic
0 komentarDengan meminjam matic-nya the Yanti, hari ini ku and wife jalan-jalan cari sarapan. Sekalian aku tengok D’Amerta, Pradha Ciganitri dan mampir ke warung nasi kuning belakang pasar Gordon. Sayangnya udah keburu abis, so kami sarapan di kupat tahu Uka-uka-nya pak Beni saja di Batununggal Regency.
Tentang D’Amerta, udah ada beberapa rumah tipe 60 yang hampir jadi. Kami lumayan excite dengan bentuknya, cantik juga. Tapi bentuk atasnya itu loh yang mungkin kurang sreg di hati. Entahlah, mungkin terpengaruh pembelaan terhadap rumah sendiri di Capernik 2A. he..he..
Sore ini ada plan teman kami di Makassar dulu yaitu Mas Didik sekeluarga, yang baru saja sekitar sebulan mutasi ke Bandung, datang main. Sudah hampir setahun ini kami tidak jumpa dengan Nauval dan Jihan, anak-anak mereka yang lucu-lucu itu.
Well, dari semalam hati ini sedang plonk, mungkin karena sudah tidak lagi kepikiran dengan DP bakal rumah baru kami. Untung saja Pak Yuyun mau nolong kami, yaitu dengan menurunkan DP yang harus kami bayar. Ya, semoga Allah kasih kemudahan bagi kami, karena memang niat punya rumah sudah di ubun-ubun. Umur segini ini belum juga punya rumah, kalah jauh dibanding teman-teman sepantaran yang mungkin saat ini sudah memikirkan rumah kedua, anak ketiga, mobil kedua. Hmm sempit sekali pikiranku ini. Dosa masa lalu menyia-nyiakan umur menjadi tanggungan yang memang harus aku pikul, walaupun untuk itu semua jelas aku harus berpasrah diri padaNya. Ampuni dan lindungi kami, ya Robbi. Amin.
Pak Yuyun ke rumah
0 komentar Senin, 26 Januari 2009Pagi ini di hari Imlek, dimana banyak orang Cina merayakan hari tahun barunya, The Yanti mengajak wife belanja ke griya buah batu. Wife sih iya aja, padahal badanku belum segar benar dari sakit selama lima hari kemarin. Ya sudah, aku ikuti saja skenarionya. Toh si Onyon ikutan juga.
Sampai di Griya, kami berpisah, aku dan wife makan di warung padang depan Griya, sedang teteh punya acara ama si Onyon di lantai 2, tempat bermain anak-anak setelah sebelumnya juga belanja.
Di sana sempat ketemu pak Ngatirin (phone 022-92550498) yang menawarkan Pradha Ciganitri. Tipe 36 dengan tanah 72 saja (tipe Catelya) sudah mencapai 151 juta harga jualnya. Tipe Tulip yang 45/90 sudah mencapai harga jual 185 juta. Ini perumahan dulu sempat kudatangi bersama wife, sekitar Agustus 2008. Cul desac gayanya, ngakunya sih Cuma 5 menit dari gerbang tol buah batu (wah masa iya, wong Damerta saja nggak ngaku segitu singkat).
Sepulang dari sana, sore harinya aku kedatangan Pak Yuyun, orang keuangan perumahan Sekar Parahyangan yang saat ini menawarkan perumahan Campernik 2, dimana aku dan wife memang sudah bisik-bisik dengan teteh ingin ambil satu rumah. Mungkin tipe 36 saja, sesuai dengan kemampuan keuanganku saat ini.
Jadi dengan tipe 36 dan luas tanah 88.4 m2, hitungannya adalah sbb :
1. HJ standar 154.969 jt
2. Kelebihan tanah 12.240 jt
3. BPHTB, Splitsing dan Utilitas 9.77 jt
4. Total menjadi 176.979 jt
5. Discount …% (nanti dinego dengan pengembangnya yang di Cikoneng)
6. Rencana uang muka dihitung 30 % dari Total – discount
7. Plafon KPR-nya = 70% nya
8. Kalau discount =0, maka DP nya 53 juta, kalau ambil 10 tahun, maka perbulannya kudu bayar 1.886 jt (bunga 13.5% efektif untuk 3 bulan pertama).
Harga jual ini nanti harus ditambah
1. Biaya akad kredit sekitar 6 jt
2. AJB dan BBN sekitar 2 jt
3. Pekerjaan Bangunan Tambahan (jika ada)
So, normalnya kudu punya duit 53 jt + 8 jt = 61 juta.
Gede pisan euy, tapi kudu bisa merayu developer agar bisa dilunasi 3 bulan, terus kalau bisa dikurangi lah jadi 50 juta saja misalnya. Karena ku now dah punya duit 15 jt, maka dalam waktu 3 bulan ini mikirin gimana caranya dapat duit 35 jt.
Onyon deui
0 komentar Kamis, 22 Januari 2009Tadi malam aku dapat brosur rumah Dadai Campernik dari Momnya Onyon, wah mahal banget, tanah 88 dengan tipe rumah 36 saja udah 160 jutaan. Ngak tahu deh ni, kebeli gak rumah.
Pagi-pagi, ada si Onyon ketuk pintu, main ke rumah, sambil bawa chiki. Wah, today aku keliahatan agak lelah, setelah semalam mimpi kiamat. Mungkin karena aku terlalu menghayati info ramalan kiamat 2012 itu. Beberapa ilmuwan dikabarkan sudah membuat tempat perlindungan kusus, dan beberapa tempat monitoring bintang ditutup tanpa alasan yang jelas.
Sholat Jumat nih, aku harus bergegas. Minta perlindungan dan petunjuk dari Nya.
Berobat Radang Tenggorokan
0 komentarHari ini ku dan wife ke Yakes Kebonwaru, mau periksa sakit radang tenggorokanku yang sudah hampir tiga hari ini belum sembuh juga. Mampir dulu ke Batununggal untuk sarapan kupat tahu pak Beni, karena sejak tahun baru lalu belum pernah merasakan lagi nikmatnya makanan khas bandung ini.
Setelah itu kami langsung menuju Kebonwaru. Sampai di sana sekitar setengah sepuluh. Walah, sudah penuh daftar untuk paginya, so aku daftar saja untuk periksa siangnya, dapat nomor urut 6.
Bete nunggu terlalu lama, kami pergi jalan-jalan dulu ke Lucky Square, sebuah mall baru di perempatan Antapani – Jl. Jakarta. Masih agak sepi, entah karena masih pagi atau memang masih baru mall-nya. Ada Gunung Agung-nya di sana, tapi waktu itu baru para karyawannya terlihat sibuk berbenah, mungkin perlu waktu setengah jam lagi baru benar-benar dibuka.
Sementara wife melihat-lihat baju (lihat doang!), ku baca-baca buku. Takjub aku dengan buku tentang kiamat 2012. Aku tulis di HP, untuk aku cari bahasannya di Internet.
Setelah itu aku dan istri makan siang di Warung sate di Jalan Ahmad Yani, jalan kaki dari Yakes, setelah aku parkir mobil di depan rumah sebelah Yakes. Kami makan gule (enak juga) dan sate ati (kurang mantap nih satenya).
Kemudian setelah sholat di masjid dekat Yakes, akupun berobat. Sayangnya obat tidak tersedia, sehingga harus menuju apotek di Yakes Sumbersari di jalan Sukarno Hatta. Sempat ketemu dengan pak AE Jaenudin, teman sekantor dulu di Japati yang saat ini sudah pensiun. Eh, di Sumber sari ketemu dengan Mas Sudiro yang baru nganterin istri yang agi sakit mag, baru pulang dari opname di RS Sentosa katanya.
Malam aku surfing Internet mencari info Kiamat 2012. Astaghfirullah, ternyata info itu sudah meresahkan banyak pengamat dan penikmat Internet. Aku bergidik juga mulanya, tapi agak “tenang” setelah aku mencobakan diri untuk pasrah pada Allah. Jika itu benar, maka waktuku tinggal 3 tahun lagi, juga untuk keluargaku yang aku sayangi dan istri yang aku cintai. Semoga Allah melindungiku dan keluargaku, bukan hanya dari ramalan itu, tapi yang lebih penting dari itu adalah kami semua selamat sampai ke surgaNya. Amin.
Teh Pegagan dan Kopi Radix ala BRC
0 komentar Terasa agak pahit karena mengandung asiatikosida (sejenis estergluko peiranosil ) yang berkhasiat untuk luka luar (kulit) dan luka dalam (radang usus dan pendarahan di otak), juga berkhasiat untuk radang tenggorokan. Kegunaan Teh Peagagan : |
Kopi nikmat yang mempunyai khasiat ajaib
SAKIT SENDI & SAKIT PINGGANG. PANAS BADAN & DEMAM BADAN | |
KETUMBUHAN (TUMOR / KANKER). KEPUTIHAN, SENGGUGUT & MENOPOUSE. DARAH TINGGI & KENCING MANIS. STAMINA & KESUBURAN. |
Cut Onyon
0 komentar Rabu, 21 Januari 2009Ini foto-foto si Onyon lagi pakai kerudung.
Foto-fotonya sempat diprint di kertas foto yang kubeli di BEC. Anehnya mulai hari itu dia jadi sering bilang si Onyon. Jadilah setiap kali melihat atau pegang itu foto hasil printing, selalu dia sebut dengan "eeh..si Onyon..", lengkap dengan nada Sunda-nya yang kental.
Bocah..bocah..
Si Onyon bobo di rumah
0 komentarDua hari terakhir ini, si Onyon (sebutan baru di minggu ini) memperlihatkan kelakuan agak di luar kebiasaan, yaitu nggak mau pulang, walaupun si Andini sudah pulang. Entah kenapa dia bersikap seperti itu, kecurigaan kami sih karena pembantu barunya (Mak Ita) belum selesai beradaptasi dengan si Onyon. Kami harap ini tidak berlangsung lama.
Tambahan lagi, si Onyon untuk pertamakalinya mau tidur di rumah, di depan TV di kamar. Aku kebagian tugas mengelus-elus kakinya. Wah bobonya berisik juga, setengah mendengkur, mungkin karena pileknya yang sampai hari ini belum sembuh juga.
Begitulah hari-hariku and wife bersama si Onyon. Kadang kebayang juga kami akan berpisah dengannya dalam waktu mungkin beberapa bulan lagi, bahkan mungkin lebih cepat dari itu karena rumah kontrakan ini akan segera dijual, menurut Mas Chandra si pemilik rumah, dalam waktu tak lama lagi. Alasannya sih dia dan istrinya akan membeli apartemen di Jakarta, agar tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya mungkin.
Radang Tenggorokan
0 komentar Selasa, 20 Januari 2009Pagi ini aku masih merasa pusing-pusing, hidung masih mampet. Tadi malam bangun hampir lima kali. Entah kenapa seminggu ini tidurku nggak beres.
Kuminta dibuatkan teh Santi yang pemberian Mom dari Banjarmasin itu. Teh ini unik, rasanya “harum” (bukan baunya, tapi rasanya yang harum). Enak, walaupun agak eneg juga kalau kebanyakan. Jualannya, kalau dilihat dari bungkusnya, di pasar Haruammanis Banjarmasin tlp. 0511-4367141 atau di Jl Kelayan B Gg Babussalam RT 1 No 40. Teh ini oleh-oleh Mom waktu bulan November (atau Desember kali ya) lalu menengok kakek di Banjarmasin.
My wife sempat nebak-nebak kalau penyakitku ini karena stres mikirin something. Seingatku sih nggak mikirin apa-apa, kalau soal rumah sih memang iya, tapi masa aku jadi sakit gara-gara mikirin rumah.
Mas Nur Ahmad, teman satu kelas kuliah S2, berbaik hati dengan capek-capek mengirimkan resep obat radang tenggorokan yang biasa dikonsumsinya, yaitu :
Amoxan / amoxilin, untuk membunuh virusnya, 500 mg, 3 x sehari, diminum tanpa putus. Ini antibiotiknya.
Lemeson, untuk menyembuhkan radang, 3 x 1
Troche, untuk meredakan sakit radang dari luar
Sanmol, untuk menurunkan panas
Radang tenggorokan memang sudah menjadi penyakit langgananku. Kalau kondisi lagi capek, datanglah dia. Nggak tahu kenapa kok aku memelihara viirus itu dalam tubuhku. Memang sih, nasehat dari dokter dulu aku tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi gorengan. Tapi ya gimana lagi, masa aku nggak boleh makan gorengan. Mungkin bukan perkara gorengannya, tapi minyaknya itu loh yang gak beres, kecuali kalau minyaknya adalah minyak yang digunakan wife masak.
Permata Kopo
0 komentar Minggu, 18 Januari 2009Siang aku dan wife ke Permata Kopo, penasaran dengan perumahan ini yang rajin muncul di koran. Harganya agak miring, dibandingkan dengan di Bojongsoang misalnya.
Tipe 36/80 harga jualnya 107 juta
Tipe 45/100 harga jualnya 141 juta
Tipe 50/110 harga jualnya 158 juta
Tipe 60/120 harga jualnya 177 juta
Tipe 70/140 harga jualnya 235 juta
Tapi jalannya agak ke dalam dikit. Masih becek karena masih tanah. Nggak tahu nih gimana enaknya, karena sebenarnya naksirnya sih ambil rumah di Bojong, tapi kalau melihat keuangan rasanya kok enak di sini, lagipula ada Kendi yang mungkin saja bisa menempati rumah, jadi bisa jaga rumahku. Tapi itu masih menunggu rejeki uang mukanya dulu. Karena rata-rata hampir 30% dari harga jual. Ya Allah, rahmati hamba.
Persiapan Nikah ala Bu Tuti
0 komentarAdikku Mayek mengajak kami semua, aku, wife, Dian dan Mom berdiskusi dengan bu Tuti, pengusaha catering nikah si Mayek nanti. Sebenarnya aku Cuma menonton saja diskusinya, tidak terlalu ingin banyak mencampuri, karena rasanya sudah dihandle semuanya oleh Ibu Tuti ini, dari mulai catering, dekorasi pelaminan, tenda, sampai ke soal baju. Nah untuk baju, kami diajaknya ke tempat penyewaan baju pengantin Ibu Lia, di daerah Dago Resort di Antapani.
Aku salut dengan Ibu Tuti, perempuan yang sudah di atas 60-an, tetapi sangat energik dibandingkan dengan kebanyakan ibu-ibu seusianya, bahkan dia menyetir sendiri mobil carry-nya. Dari pengakuannya, anaknya ada lima, cewek semua (kalau nggak salah ingat), ada dua yang jadi dosen, satu di Unisba, satu lagi di Unpad. Hebat benar ini Ibu.
Setelah itu kami pulang ke Cimahi. Sampai di rumah, aku langsung mengajak Mom ke tempat bekam di kampung sebelah. Awalnya takut juga, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takut itu. Mom dan wife juga ikutan dibekam. Sekalian aku beli habbatussauda (jintan hitam), seharga 25 ribu untuk 120 kapsul.
Malamnya aku lumayan pulas tidur, walaupun seperti biasa, selalu saja rasa ingin pipis mengganggu malamku, bolak-balik bangun. Kebiasaan kalau lagi dingin begini hawanya, aku malam selalu saja bangun untuk pipis. Wah….
Gelora Asmara ala Unyil
0 komentarUnyil lagi senang-senangnya nyanyi dan menari, mengikut lagu-lagu pop yang lagi beken di radio seper E Kok Gitu Sih (Dewiq), Gelora Asmara (Derbi Romeo), Kepompong (Sindentoscha). Wah ni anak tambah lucu aja.
Gossip
0 komentar Jumat, 16 Januari 2009Aku nggak tahu harus gimana sebaiknya menyikapi sebuah gosip. Memang menyakitkan hati ketika kita digosipkan. Mending kalau gosipnya yang enak-enak, kalau yang merendahkan ditambah bumbu fitnah, itu dia yang membuat serba gak enak. Anehnya walaupun sudah tahu dan yakin aku nggak salah, tetap saja aku merasa gak enak.
Kejadian itu menimpa my Mom, yang harus berjibaku hampir tiap minggu dalam dua bulan terakhir ini dengan yang namanya gosip di lingkungan rumah. Bermula dari kejadian batalnya aku beli rumah karena keduluan tetangga yang berani menawar lebih tinggi kepada pihak penawar. Fair saja sebenarnya bahwa yang lebih tinggi akan mengalahkan tawaran yang lebih rendah. Tapi Mom merasa tetangga tadi mendahului “hak”-nya. Jadilah, si tetangga tadi merasa gak enak hati. Dan kami sekeluarga juga jadi gak enak hati dengan tetangga tersebut. Tiap kali aku ke mesjid untuk sholat maghrib dan Isak, karena pasti melewati depan rumahnya, aku selalu saja merasa gak enak hati. Aduh…kenapa harus jadi begini.
Terakhir ini ada gosip Mom dibilang iri dengan tetangga itu karena salah satu menantunya memiliki mobil baru. Astagghfirullah, ada apa lagi ini. Aku nggak tahu apakah Mom pernah omong-omong tentang mobil ini kepada seseorang, yang entah ditambah dengan bumbu-bumbu apa, terus menyebar kemana-mana. Nggak tahu ujung pangkalnya kemana, ada salah seorang pembantu yang ikut-ikutan kena getah, tapi dia ikut melawan juga karena merasa tidak bersalah (mungkin). Mom resah, adikku ikutan gelisah, aku juga gak mungkin gak ikutan prihatin.
Kenapa tidak ada yang mau mengalah, terlepas apakah kita berada di posisi (yang menurut kita) benar, apalagi salah. Toh semua juga tidak bisa digeneralisir putih hitam begitu saja, karena selalu saja ada abu-abunya, tergantung ingatan pelaku, unsur dramatisasi, bahasa, salah tafsir, dan yang pasti adalah perasaan yang jelas sangat subyektif sifatnya. Jadi kesimpulan sederhananya, apapun yang dilakukan manusia, pasti akan ada saja kejadian terpeleset, entah karena tidak sengaja, atau karena sengaja, atau karena pengaruh pihak ketiga, keempat, dst.
Makanya aku bilang ama wife agar kita mengutamakan mengalah saja. Aku mungkin agak “beruntung” karena punya sifat penakut dengan orang plus nggak mau pusing mikirin urusan yang menurutku gak penting. Makanya dulu waktu tanpa sengaja bertabrakan antar sepeda motor yang kukendarai dengan seorang pengendara lainnya, langsung saja aku bayar. Selesai. Malas aku untuk berargumentasi lagi, toh orangnya juga udah siap ngotot.
Dan kejadian-kejadian itu memang harus ada yang mengalah, kita atau sia dia, atau kita bersama. Karena jika tidak ada yang mau mengalah, ya nggak akan selesai persoalannya. Mengalah saja belum tentu bisa selesai sama sekali, tapi setidaknya kita sudah bisa membuat Tuhan tersenyum pada kita karena mengalah adalah menunjukkan bahwa kita memaklumi kelemahan manusia ciptaanNya.
Aku jadi berfikir memang sebaiknya kita gak banyak omong dan gak usah banyak bersikap yang tidak perlu. Karena bagaimanapun hati-hatinya kita bersikap, pasti saja ada kesalahan yang muncul, itu sudah hukum alamnya.
BTW, hari ini aku UAS hari terakhir (menurut jadwal), yaitu ujian IP Network-nya pak AGV. Ternyata di luar dugaan, soal-soalnya seputar pendapat saja. Ya ngarang aja jadinya, seperti sebagian besar pelajaran semester ini. Malas juga sebenarnya mengerjakan soal seperti itu, tapi ya daripada soalnya susah, mendingan yang seperti itu saja lah. Cari aman saja, walau dalam hati ini idealisme agak memberontak juga.
Rumput Fatimah
0 komentar Kamis, 15 Januari 2009Pino, my friend, yang baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji, minggu ini lagi SPJ ke Bandung. Kesempatan, aku dibawakannya oleh-oleh yang sebelumnya akan aku ambil sendiri jika nanti aku ke Jakarta. Wah, udah dikasih sajadah (keren tuh), kurma asli Arab plus …rumput fatimah. Nah, barang yang terakhir ini jadi cerita seru, karena tadinya aku pikir adalah bahan untuk ramuan gampang punya anak, ternyata dia juga gak ngerti, dibeli juga di Arab sana, padahal ternyata gunanya adalah untuk memperlancar nifas, atau diminum kalau ada ibu-ibu hamil susah melahirkan. Bahkan kudengar digunakan pula untuk menggugurkan kandungan. Wah….
Ternyata di Kalimantan, suku Dayak sudah sering pakai rumput ini. Ternyata ya, tadinya kupikir Cuma ada di Arab doang, eh..di Indonesia sudah lama ada.
Ini ada poto-poto rumput fatimah, kurma dan sajadah tersebut, diperagakan oleh sang peragawati kita, si Unyil.
Tadi aku jemput temenku itu di Wisma Lippo, tempat dia rapat. Aku ditraktirnya makan empek-empek di jalan veteran. Di sana dia cerita banyak tentang pengalamannya di Arab, seru juga, aku terus pancing agar dia mau cerita banyak.
Pulang, aku beli rambutan. Tadinya pingin rambutan yang seperti minggu lalu aku beli di pasar Gordon, besar-besar, segar dan enak. Ternyata yang ini besarnya oke, tapi isinya nggak oke. Ace sih, tapi yang kayak gini aku nggak suka. Pantasan harganya 5 ribu (2 ikat), yang agak kecil2 tadi justru harganya 6 ribu (2 ikat).
SMS dari Mayek, nanti Sabtu bareng Mom dan wife mau lihat gedung dan baju untuk acara nikahannya, termasuk bajuku dan wife nanti saat acara itu berlangsung. Aku dah telpon Mom untuk memastikan rencana tersebut.
Tadi pagi ku ujian ATH ama temen sekelas. Wah, ternyata satu soal yang dikeluarkan untuk S2 kelas reguler keluar lagi. Ya lumayan ada persiapan sedikit walaupun jawaban juga nggak tentu juga kebenarannya. Yang penting selesai. Apalagi kata ATH ujian ini menentukan mana yang dapat A dan mana yang dapat B, karena minimal sudah B semua. Wah, ini dosen unik juga, tapi cool, dosen pinter.