Pandigajati

Sabtu kemarin, ku bersama Mom and Dian, mencoba wahana renang yang baru beberapa bulan lalu diresmikan. Namanya Pandigajati. Letaknya tidak jauh dari rumah, tepatnya di depan kelurahan, Jalan Kecamatan. Ada banyak fasilitas di sana, tempat bermain anak, dengan beberapa permainan keluarga. Kolam renangnya sendiri ada dua, satu untuk anak-anak dan satu lagi untuk remaja dan dewasa, yang dipayungi oleh penutup dari terpal warna terang. Keren juga, kelihatan elit. Terasa nggak rugi beli tiket seharga 10 ribu per orang.

Setelah puas hampir satu jam renang, sambil melihat kelucuan anak-anak dan para remaja tanggung yang bersenda gurau sambil berenang, serta melihat aksi petugas yang bermain bola raksasa dimana si petugas masuk di dalamnya, kami bertiga menuju taman. Asri juga taman bermainnya, ditata cukup profesional, dan Mom malah tertarik dengan salah satu gedung di situ yang dapat difungsikan sebagai sarana untuk ajang acara nikahan atau pertemuan umumnya. Wah, seru juga kalau Mayek nihakan di situ, pesta bertema kebon gitu deh ceritanya. Tapi bulan Maret nanti masih musim hujan nggak ya? Ini dia yang dikawatirkan kami semua. Maunya sih tenda-tenda disebar sekitar taman, tapi kalau turun hujan ? Nah lo.

Malam hari, Abah Atang datang. Aku kaget juga, karena Mom tidak kasitahu sebelumnya kalau ada acara pijat malam ini. Mom lupa rupanya, tadi pagi waktu belanja sekalian kasitahu kakek (Pak Lili) untuk pesan pijat ke Abah Atang. Emang sih, sempat aku ngobrol ama Mom sehari sebelumnya kalau lagi ingin dipijat ama Abah Atang, tukang pijat yang menurutku lumayan ngerti tentang tata letak urat. Pijatannya sih nggak keras-keras amat, tetapi mengena banget. Ya ini cocok-cocokan juga sih. Wah, sudah hampir setahun aku nggak dipijat ama Abah.

Banyak cerita dan info berguna dari Abah tentang kesehatan. Sambil mijit, beliau cerita tentang keikutsertaannya dalam perang Permesta di Sulawesi. 40 bulan di sana, dengan dua kali periode. 20 bulan, pulang untuk istirahat selama 3 bulan, lalu balik lagi ke sana. Berbagai kota habis dijelajahinya, untuk menemukan Kahar Muzakar dan konco-konconya yang waktu itu menjadi target operasi. Setelah Kahar Muzakar tertangkap, maka selesailah tugas, kembali ke Bandung.

Abah juga memberi tip tentang cara untuk dapat momongan. Dari mulai pesan untuk menjaga bagian “poros” (sekitar kemaluan) sampai bagaimana melakukan senggama. He..he..Abah emang banyak banget pengalamannya. Dan uniknya, beliau meramal aku akan dapat momongan pertengahan tahun ini. Wah ??!! Aku nyantai saja, tapi jika itu benar terjadi, ya Alhamdulillah.