Persiapan Nikah ala Bu Tuti

Adikku Mayek mengajak kami semua, aku, wife, Dian dan Mom berdiskusi dengan bu Tuti, pengusaha catering nikah si Mayek nanti. Sebenarnya aku Cuma menonton saja diskusinya, tidak terlalu ingin banyak mencampuri, karena rasanya sudah dihandle semuanya oleh Ibu Tuti ini, dari mulai catering, dekorasi pelaminan, tenda, sampai ke soal baju. Nah untuk baju, kami diajaknya ke tempat penyewaan baju pengantin Ibu Lia, di daerah Dago Resort di Antapani.

Aku salut dengan Ibu Tuti, perempuan yang sudah di atas 60-an, tetapi sangat energik dibandingkan dengan kebanyakan ibu-ibu seusianya, bahkan dia menyetir sendiri mobil carry-nya. Dari pengakuannya, anaknya ada lima, cewek semua (kalau nggak salah ingat), ada dua yang jadi dosen, satu di Unisba, satu lagi di Unpad. Hebat benar ini Ibu.

Setelah itu kami pulang ke Cimahi. Sampai di rumah, aku langsung mengajak Mom ke tempat bekam di kampung sebelah. Awalnya takut juga, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takut itu. Mom dan wife juga ikutan dibekam. Sekalian aku beli habbatussauda (jintan hitam), seharga 25 ribu untuk 120 kapsul.

Malamnya aku lumayan pulas tidur, walaupun seperti biasa, selalu saja rasa ingin pipis mengganggu malamku, bolak-balik bangun. Kebiasaan kalau lagi dingin begini hawanya, aku malam selalu saja bangun untuk pipis. Wah….

0 komentar: