Foto keluarga Caca & UAS ATH

Tiba-tiba Caca & Adel nyelonong aja masuk bawa-bawa tas plastik kecil berisi CD. Poto…poto Caca.., katanya. Tadinya terfikir bagaimana memutarnya di CD player. Tapi TV sedang ditonton ama wife, ya sudah ku masukkan saja ke laptop. Dan benar…kumpulan foto-foto waktu Caca ultah sampai rekreasi Caca’s familliy ke kebun binatang minggu lalu. Aku copy saja, sekalian buat arsip kenangan keluarga mereka.

Hari ini aku lagi nyiapin diri belajar untuk UAS Network & Service Management, dengan dosen pak AT Hanuranto. Pejalaran yang cukup menarik, dan malah menurutku inilah yang cukup besar menjadi inspirasi thesis untuk jurusanku di Manajemen Telekomunikasi. Banyak aspek yang serba mensyaratkan berfikir integral, holistik, komprehensif dan tekno-ekonomi. Bagus juga, termasuk cara dosen mengajar. Walaupun dalam beberapa hal kadang-kadang terfikir juga olehku bahwa ini bakal “mempersulit” langkahku untuk lulus pada program S2 yang aku jalani kini.

Ini contoh soalnya :

DSL Inc. menyediakan layanan internet 10 Mbps, namun dapat (slow down) diperlambat menjadi 2Mbps tanpa tambahan cost. Konsumen menyukai layanan yang lebih cepat dengan nilai (dalam US dollar) sbb :

Value to business      100 (10 Mbps)           30 (2 Mbps)

Value to family             40(10 Mbps)            20 (2 Mbps)

Jika ada konsumen potensial sejumlah 100 untuk bisnis dan 100 untuk family, dan diketahui marginal cost-nya nol.

1. Jika DSL dapat membedakan antara family dan business, berapa speed dan price yang ditawarkan ke business ? berapa speed dan price yang ditawarkan ke family ?

2. Jika regulator memaksa DSL untuk menerapkan satu macam price saja untuk 10 Mbps dan melarang layanan slow down, berapa price untuk 10 Mbps? Hitung pula lost revenue karena regulasi tersebut. Apa yang berubah pada surplus konsumen dibandingkan dengan soal 1.

3. Jika DSL tidak bisa membedakan antara family dan business, dan dianggap hanya menawarkan service 10 dan 2 Mbps saja, berapa price untuk tiap service tersebut? Apakah DSL seharusnya menawarkan 2 tipe layanan saja ? Bandingkan dengan jawaban soal 2.

Dan betul juga, kemarin sebelum futsal di Bikasoga, kami sekelas mendapat “bocoran” soal UAS Network & Service Management yang dihadapi teman S2 kelas reguler. Wah, lumayan sulit juga. Malah ada soal yang sulit menurutku, karena aku nggak bisa ngerti soalnya sendiri, belum lagi jawabannya. Ya smoga teman ada yang bisa mengerjakannya, sehingga bisa menambah pede, siapa tahu soal itu keluar lagi besok, atau setidaknya mirip lah.

Tentang futsal, wah teman-teman kelihatan semangat sekali kemarin, mungkin karena di luar lagi hujan, dingin banget Bandung saat ini. Jadi ingin bergerak aja maunya. Aku agak menyesalnya karena nggak beli rambutan, padahal waktu di kelas sudah berkoar-koar mau beli itu buah. Minggu kemarin di tempat yang sama, aku sempat beli, dan teman-teman mengapresiasinya. Murah meriah, saat ini memang musim rambutan dimana-mana.

Kemarin memang tidak jadi UAS untuk pelajarannya bu Ida, yaitu Telecommunication & Internet Convergence. Heran, kenapa tidak dari kemarin-kemarin saja diinfokan bahwa hari itu tidak ada UAS. Jadi agak kesal juga, karena jika diundur nanti harus belajar lagi. Maklum memory orang tua, udah susah disuruh menyimpan informasi terlalu lama.

Minggu ini masih hangat-hangatnya teman-teman membicarakan tentang nilai akreditasi C yang diperoleh oleh S2 di kampus. Alasan penyelenggara macam-macam lah, ada yang karena kekurangan dosen lulusan S3, karena thesis “hanya kelanjutan” dari skripsi S1. Ditambah lagi ada kasus salah kutip dari wartawan dari hasil wawancara dengan pak Dharu, sampai masuk di detik.com, katanya 2017 kampus kami akan mencapai level WCU (World Class University), bahkan setara dengan MIT. Wah…jadi geger deh. Buru-buru pak Dharu mengoreksinya, jadi kelihatan kerepotan.

0 komentar: