Hari Mom di Punclut


Hmm, sehari menjelang hari ibu, ku dan keluarga Cimahi jalan-jalan ke Punclut. Mas Ari sampai jauh-jauh datang dari Jakarta datang juga, ya sekalian menemui pujaan hatinya (ziiii). Well, jadilah kita berenam, minus Bapak dan wife yang gak tahu napa (padahal aku tahu Cuma malu mau kasih tahu di blog ini) kok nggak ikutan.


Punclut, tempat yang sempat begitu sering kami kunjungi, untuk melepas kepenatan, stress dan sekalian salah satu tempat pacaran favoritku dulu. He..he..begitulah kalau pinter cari alasan, olahraga, padahal mau cari tempat pacaran. But sejak kami pindah ke Cimahi, akhirnya kami jadi jarang ke tempat ini. Kalau dulu di KPAD Gegerkalong, 15 menit saja sudah sampai tuh ke Punclut. Tinggal ke Setiabudi, belok kiri masuk ke Gadog, lalu terus aja menuju Ciumbeuleuit.

Kalau datang ke tempat ini, sering kita selalu nyeletuk ini tempat asalnya Dian. Yup, Dian emang lahir di rumah sakit angkatan udara ini, 25 Maret 1995. Waktu itu Mayek dan Bapak yang menunggui Mom. UFO menurunkan Dian di sini rupanya, he..he..


Masih ramai seperti dulu. Kanan kiri sepanjang jalan banyak orang jualan, beraneka macam, dari mulai CD musik dan film, bunga, makanan tradisional, bahan dapur, buah-buahan, dan lain-lain. Aroma sunda banget dah, karena terdengar dengan jelas musik sunda yang keluar dari player CD ataupun dari bau makanan ala sunda yang berjejer di sepanjang jalan.


Mom kelihatan senang sekali kami ajak berkunjung ke tempat ini lagi, setelah sekian bulan nggak pernah ke sini. Ya, maybe hadiah kehadiran kami inilah hadiah yang bisa kami berikan ke Mom atas all jasanya pada kami. Yang pasti nggak sebanding lah, jauh banget, nggak ada seujung kuku. But, setidaknya kami hadir untuk Mom, manusia yang termulia di hatiku setelah Nabi dan rasul-rasulku.

Akhirnya sampai juga kami ke warung tempat kami biasa makan. Rada kaget juga, karena kondisinya sepi banget, nggak seperti biasanya yang full asap, full orang, full sandal dan sepatu yang bergeletakan gak keruan di depan warung itu. Ku dan Mayek mendekat, and semakin kaget lagi karena ku melihat banyak lalat hijau besar-besar mengerumuni makanan. Yah, kumaha sih kok jadi gini. Jangan-jangan warung lain juga gitu nih, karena musim lalat tiba. Ini lalat sampai juga ke atas gunung ya.

Lalu kami turun, mencari warung yang lain, yang lebih “bersih”, dapat sih, tapi emang rada kurang banyak jenis makanannya. Karena udah lapar, ya udah masuk aja ke warung itu, apalagi ku melihat sudah banyak juga orang pada nongkrong di sana.

Sepeti biasa, ada nasi merah di sana, ada sayur pepaya, sayur daun singkong, ikan asin, ikan mas dan tentu saja sambal. Mantap bos. But, kok terasa ada yang kurang ya, entah apa, kok gak senikmat dulu. Apa karena wife nggak ikut ya?

But, Mom…met hari Ibu ya. Aku nggak akan pernah bisa kasih apa-apa buat Mom. Maybe hanya hadirku saja yang bisa kutawarkan ke Mom untuk membuat Mom senang. Aku tahu ada banyak harapan Mom yang gak bisa dipenuhi anak-anaknya, termasuk aku. But, khusus aku, ya segini aja maksimal yang kuberi buat Mom, tidak bisa kasih lainnya. Rumah aku belum punya, anak juga. Memang bukan untuk Mom, tapi kalau kedua benda ini aku punya, pasti Mom lebih tenang. Aku minta doamu Mom.

Dan aku juga akan selalu doakan Mom agar bahagia dunia akhirat. Allah berilah rahmat dan rejeki pada Mom-ku. Amin.


0 komentar: